Menag Minta Pramuka PTKN Harus Adaptif , Inovatif, dan Kreatif Rawat Keberagamaan serta Perdamain

- Selasa, 23 Mei 2023 | 09:13 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas Minta Pramuka PTKN Harus Adaptif , Inovatif, dan Kreatif  Rawat Keberagamaan serta Perdamain (Kabarku.net/Istimewa)
Menag Yaqut Cholil Qoumas Minta Pramuka PTKN Harus Adaptif , Inovatif, dan Kreatif Rawat Keberagamaan serta Perdamain (Kabarku.net/Istimewa)

GORONTALO, KABARKU.NET - Sebanyak 1.200 peserta yang berasal dari 68 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) se-Indonesia dan 4 Madrasah Aliyah Negeri di Provinsi Gorontalo mengikuti Pramuka Wirakarya Nasional (PWN) ke-16.

Pembukaan PWN ke-16 dilakukan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas di Bumi Perkemahan Kampus 2 IAIN Sultan Amai Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Senin 22 Mei 2023.

Menandai pembukaan PWN ke-16 dengan pemukulan alat musik tradisonal Gorontalo Palo-Palo oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Kwarnas Budi Waseso, dan Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya.

Baca Juga: Wakil Ketua IPHI Jateng Nur Fauzan Ingatkan Calon Jemaah Haji Jangan Sampai Salah Niat

Turut serta, Dirjen Pendis Muhammad Ali Ramdhani, Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo Zulkarnaen Suleman dan Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo.

Menag Yaqut Cholil Qoumas dalam amanatnya sebagai inspektur upacara menyampaikan PWN ke-16 harus dijadikan momentum untuk meneguhkan diri sebagai sebuah gerakan yang adaptif, inovatif, dan kreatif dalam menyesuaikan dan menghadapi tantangan perubahan zaman.

Sesuai dengan tema besar yang diusung pada PWN bertajuk “Merawat Keberagaman dan Perdamaian dalam Bingkai Moderasi Beragama.” 

“Ini sebuah tema yang cukup menantang sekaligus membutuhkan pembuktian segenap insan Pramuka PTKN. Saudara harus bisa adaptif, inovatif, dan kreatif untuk merawat keberagaman dan perdamaian,” katanya.

Dalam konteks Indonesia, lanjur Menag kepanduan atau pramuka sudah melewati perjalanan panjang. Mulai pada era penjajahan Belanda, masa perjuangan kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan, hingga dileburnya berbagai organ kepanduan menjadi satu, yakni Pramuka pada 14 Agustus 1961.

"Sejarah panjang kepanduan dunia dan kepanduan di Indonesia seyogyanya mendorong kita untuk selalu merenungkan hakikat organ kepanduan kita, hakikat Pramuka kita,” ujarnya.

Baca Juga: Gerakan Garang Asem, Cara Pemkot Semarang Jaga Ketahanan Pangan

Jika merujuk pada catatan Baden Powell misalnya, lanjut Menag dapat diambil hikmah betapa hubungan antarsesama manusia dan hubungan antara manusia dengan alam memegang kunci keberhasilan.

Bila ditarik dalam konteks kepanduan Indonesia yang didasari dengan nilai-nilai spiritualitas berupa kepercayaan kepada Yang Esa. Maka, akan membentuk trilogi relasi, yakni hablu minallah, hablu minannas, dan hablu minal alam.

“Bila trilogi relasi ini betul-betul diimplentasikan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, maka para pandu kita akan menjadi insan nan paripurna,” tandas Menag Yaqut.

Halaman:

Editor: Moh Fahmi Ins

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Wahyudi Terkesan Mudik Tahun Ini Serasa Indah

Jumat, 28 April 2023 | 14:50 WIB
X