LAMPUNG, KABARKU.NET - Ancaman paham, selain Pancasila di Indonesia bagaikan virus Covid-19 yakni setiap orang dapat terpapar paham tersebut tanpa mengalami gejala apapun.
Menurut Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan saat ini Pancasila dikepung tiga virus yang sangat berbahaya yakni virus intoleransi, radikalisme, dan virus terorisme.
“Menariknya adalah ada orang yang terpapar seperti covid yang sebenarnya anti Pancasila, tapi mereka OTG atau orang tanpa gejala,” katanya saat memberikan materi penguatan Pancasila kepada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Metro (UMM) Lampung, Rabu, 15 Maret 2023.
Baca Juga: Pandangan Ulama Tentang Ziarah Kubur Jelang Ramadhan
Kegiatan digelar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Metro tersebut bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kementerian Agama (Kemenag) dan Duta Damai Provinsi Lampung.
Lebih lanjut, Ken Setiawan yang juga menjabat sebagai Kapala Bidang Pemuda dan Pendidikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung, mengatakan orang-orang yang terpapar tanpa gejala sudah ada jiwa intoleransi dalam dirinya, tapi tidak menyadarinya.
Pria kelahiran Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah itu juga menjelaskan bahwa ancaman kelompok radikal yang dapat merongrong kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) telah menyebar di berbagai aspek kehidupan.
“Bukan hanya masyarakat umum, pejabat kita, bahkan mohon maaf di aparat kita TNI POLRI juga banyak yang terpapar," jelasnya.
Ken Setiawan berharap, dalam memahami Pancasila itu, jangankan lima sila, satu sila saja kita aplikasikan pada sila pertama, kita jamin kita akan menjadi orang yang damai.
Baca Juga: Kapolresta Solo Lepas Keberangkatan Ribuan Suporter Persis Solo ke Sleman
Pria yang juga pernah bergabung dalam organisasi terlarang di Indonesia tersebut juga menceritakan, dirinya dahulu adalah seorang penganut anti Pancasila, namun setelah mengenal dan mempelajari Pancasila dirinya memutuskan untuk hijrah.
“Saya pernah mendapatkan penghargaan dari Bupati dan Gubernur NII atas capaiannya merekrut banyak pengikut. Namun kini, bersyukur telah keluar dari organisasi terlarang tersebut,” ujarnya.
Pendiri pusat rehabilitasi korban jaringan NII maupun organisasi radikal sejenis lainnya yang diberi nama NII Crisis Center tersebut, mengaku akan terus memberi penguatan dan pengamalan Pancasila kepada masyarakat dan generasi muda penerus bangsa.
Menurut Ken, lebih memahami Pancasila karena banyak dipertemukan dengan orang-orang yang berbeda agama, untuk mengenal perbedaan ini yang memang sudah menjadi kehendak Tuhan.
Artikel Terkait
Warga Semarang Keluhkan Jalan Berlubang, Mbak Ita Perintah Segera Ditambal
Hadapi PON 2024 Aceh-Sumut, 26 Atlet Jujitsu Jateng Ikuti Selekda di Sukoharjo
Cegah kejahatan Pelajar, Kapolresta Magelang Undang 400 Kepala Sekolah se-Magelang Raya
Usai Lawan Burundi, Timnas Indonesia Uji Tanding FIFA Match Day Melawan Palestina
Menyamar Jadi Tamu Undangan, Wanita Asal Blora Ini Nekat Curi Mahar Emas Pernikahan